Suasana hikmat dirasakan hadirin peserta Dies Natalis
ke-29 UNIBA Surakarta pada hari Kamis, 26 Juli 2012 lalu di ruang serba guna
UNIBA Surakarta. Kegiatan dies sebagai momen bersejarah di kampus UNIBA
ditandai dengan sidang senat terbuka oleh Rektor UNIBA Surakarta Prof. Dr.Ir.Hj. Endang Siti Rahayu, MS.
Kegiatan Dies Natalis UNIBA Surakarta ke-29 tersebut dihadiri segenap civitas
akademika, pimpinan PTS, Muspida, mahasiswa, alumni dan tamu undangan.
Dalam Sidang Senat Terbuka Dies Natalis UNIBA,
Rektor UNIBA menyampaikan capaian kinerja tahun 2011/2012 dalam upaya
mengembangkan kampus UNIBA Surakarta. Rektor UNIBA Surakarta, Ibu. Prof. Dr.
Ir.Hj. Endang Siti Rahayu, MS menyampaikan bahwa untuk melakukan
transformasi organisasi dalam rangka menjadikan organisasi UNIBA dengan
tatakelola yang baik, maka harus mengoptimalkan potensi internal yang ada di
UNIBA dalam sebuah gerakan budaya kerja, nilai-nilai, pola kerja dan pola
pikir. Hal itu akan tercapai jika
terdapat gerakan sistematis dalam kepemimpinan (leadership) dan kekuatan aplikasi manajemen yang efisien, serta
dukungan penuh dan partisipasi dari INTERNAL kelembagaan yang ada di UNIBA,
yaitu dari civitas akademika (tenaga pendidik, mahasiswa dan tenaga
kependidikan). Untuk mencapai tujuan itu, tahapan operasional diantaranya adalah “Tahap Konsolidasi dan
Persiapan Organisasi UNIBA Menuju Perubahan “, yakni dengan pembentukan budaya
bekerja bersama (team work) dari
civitas akademika berbagai unit, jurusan dan fakultas dalam upaya peningkatan
spirit kerja dari prestasi capaian secara individu menuju capaian prestasi
UNIBA sebagai lembaga pendidikan tinggi. Tahap ini dilakukan dengan jangka
waktu 2 tahun pertama, sekaligus persiapan untuk pengajuan program studi baru,
jurusan atau fakultas.
Sidang Senat Terbuka Dies Natalis UNIBA Surakarta juga menghadirkan Bapak Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat,
M.Ec (Guru Besar Ekonomi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta) menjadi pembicara tunggal pidato orasi
ilmiah dalam rangka dies natalis UNIBA Surakarta dengan tema ”Tantangan
Ekonomi kerakyatan di Era Millenium Development Goals ( MDGs)”.
Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec,
memaparkan bahwa pemahaman perekonomian rakyat sebagai ekonomi
konstitusi, memberi pemahaman bahwa ekonomi nasional kita sebenarnya diatur,
dikendalikan, dipedomani dengan konstitusi. Dimulai dari sesanti Bhinneka
Tunggal Ika, Pancasila sebagai Dasar Negara, diatur dalam UUD-1945, berlaku
bagi seluruh warga Negara Indonesia. Keempat hal ini dikenal sebagai “kendali”
perekonomian rakyat Indonesia sebagai empat pilar wawasan kebangsaan.
Satu Visi. Satu visi dalam memajukan kesejahteraan umum adalah ”terwujudnya kesejahteraan
sosial-ekonomi masyarakat” seperti yang tertera dalam cita-cita berbangsa
bernegara yang tertulis dalam Pembukaan UUD-1945. Mewujudkan kesejahteraan
umum, juga diharapkan menterjemahkan pemahaman bahwa. Pembangunan Sosial adalah
Pem-bangunan Ekonomi (Nancy Birdsal, World Bank), yang mewujudkan harapan para founding father: “bangunlah jiwanya
bangunlah badannya untuk Indonesia Raya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar